Just another free Blogger theme

Pengikut

Cari Blog Ini

Translate

Tampilkan postingan dengan label Article. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Article. Tampilkan semua postingan

Minggu, 13 Oktober 2024


http://jurnalpolitanipyk.ac.id/index.php/JLAH/article/view/540

https://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/JKS/article/view/3439

Kamis, 26 September 2024

  

     Foto: Brittany Finucci

 

Chimaera atau Ghost Shark, dikenal dengan nama lain Hiu Hantu. Chimaera atau Ghost Shark,  merupakan  spesies ikan laut, termasuk dalam ordo Chimaeriformes dan famili Callorhinchidae.

 

Beberapa ilmuwan menemukan spesies baru Hiu Hantu yang hidup di perairan laut dalam dekat Australia dan Selandia Baru. Parailmuwan sebelumnya meyakini bahwa ikan hantu itu merupakan bagian dari satu spesies yang tersebar secara global, tetapi memiliki perbedaan genetik dan morfologi.

 

Ikan ini termasuk ikan bertulang rawan yang kerangkanya sebagian besar terbuat dari tulang rawan dan embrionya tumbuh dalam kapsul telur yang diletakkan di dasar laut, dan sumber nutrisinya kuning telur hingga menetas. Sumber nutrisi setelah menetas, berupa krustasea seperti udang dan moluska.

 


Beberapa fakta menarik tentang Chimaera (Hiu Hantu)

 

Bentuk dan ciri Khas:

Hiu hantu memiliki bentuk tubuh yang unik yaitu menyerupai Hiu tetapi dengan kepala yang lebih pipih seperti ikan pari. Hiu hantu memiliki sepasang matanya yang berukuran sangat besar dan sepasang insang.

 

Keluarga dan Evolusi:

Hiu hantu bukan termasuk keluarga Hiu walaupun namanya mengandung kata Hiu. Mereka lebih dekat dengan beberapa jenis ikan lain seperti ikan gajah dan plough-nosed chimaera. Genom hiu hantu berevolusi sangat lambat, sehingga masih bisa melihat beberapa karakteristik purba dan aneh dari hiu hantu.

 

Habitat dan Perilaku:

Hiu hantu hidup umumnya di laut pada kedalam 200 - 2.600 meter dibawah permukaan laut. Mereka lebih suka bergerak mengikuti arus  secara perlahan sambil mencari makanan favorit seperti kerang-kerangan, kepiting dan bulu babi.

 

Sistem Reproduksi:

Hiu hantu tergolong hewan ovipar (bertelur), telurnya seperti bubungan membujur yang sangat khas pada permukaannya berbentuk T.2, 4

 

Indra Tambahan:

Hiu hantu memiliki organ khusus yang berfungsi sebagai penunjuk arah di tengah-tengah kegelapan laut. Organ tersebut terdapat pada ujung moncongnya yang berbentuk seperti gada dan bisa mendeteksi tegangan listrik rendah.

 

Senjata pertahanan diri dari predator terletak pada sirip punggung pertamannya, berupa jarum yang bisa mereka kembangkan dan menyalurkan racun.

 

Sumber:

Live Science

Idntimes

Rabu, 07 Agustus 2024

 



Dasyatnya Secangkir Kopi!

Kopi merupakan salah satu minuman yang paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia. Selain memberikan efek stimulan karena kandungan kafeinnya, kopi juga memiliki banyak manfaat kesehatan yang penting untuk diketahui.

Dilansir dari jurnal European Journal of Nutrition, konsumsi kopi secara teratur dapat menurunkan risiko penyakit jantung, stroke, diabetes tipe 2, dan beberapa jenis kanker (Poole et al., 2017). Hal ini disebabkan oleh kandungan antioksidan, senyawa fenolik, dan nutrisi lainnya yang terkandung dalam kopi.

Salah satu manfaat kopi yang paling signifikan adalah kemampuannya untuk meningkatkan fungsi kognitif. Selain itu, studi terbaru juga menunjukkan bahwa konsumsi kopi dapat mengurangi risiko penyakit Alzheimer dan Parkinson (Cao et al., 2016). Hal ini disebabkan oleh kandungan senyawa antioksidan dalam kopi yang dapat melindungi sel-sel otak dari kerusakan.

Kafein merupakan stimulan alami yang dapat meningkatkan energi, konsentrasi, dan kewaspadaan (Nehlig, 2010). Kafein dalam kopi dapat meningkatkan kewaspadaan, konsentrasi, dan daya ingat (Nehlig, 2010).

Selain itu, kandungan  senyawa fenolik, seperti asam klorogenat, yang memiliki sifat antioksidan yang dapat melindungi tubuh dari kerusakan sel akibat stres oksidatif (Cano-Marquina et al., 2013).

Kopi juga mengandung vitamin dan mineral penting, seperti vitamin B2, B3, B5, magnesium, kalium, dan mangan (Poole et al., 2017). Vitamin B2 (riboflavin) berperan dalam proses metabolisme energi, sedangkan vitamin B3 (niasin) membantu dalam produksi hormon dan fungsi saraf. Magnesium dan kalium juga penting untuk menjaga kesehatan dan fungsi otot.

Kulit kopi memukau ternak?

 Ya...kulit kopi sumber pakan alternatif sejuta makna. Tidak dapat dipungkiri selain mengandung senyawa aktif (antioksidan, senyawa fenolik, dan kafein) kulit kopi juga mengandung nutrisi yang cukup baik untuk ternak.

 Menurut Utomo & Widjaja, (2018), kulit kopi mengandung protein kasar sekitar 11-12%, serat kasar 18-20%, dan lemak 2-3%.

 Pemberian pakan yang mengandung 20% kulit kopi dalam ransum dapat meningkatkan bobot badan sapi potong (Mathius, 2008). Pemberian kulit kopi 30%  dalam ransum dapat meningkatkan produksi susu kambing PE (Nuraeni, 2012).

Kulit kopi juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak unggas, seperti ayam dan itik. Yose, (2016) menyatakan  bahwa pemberian pakan yang mengandung 10% kulit kopi dapat meningkatkan bobot badan ayam broiler sebesar 5-7%.

Dan tak kalah pentingnya, kulit kopi ternyata dapat  mengatasi stres pada ternak. Senyawa aktif yang dikandung kulit kopi mampu  menekan stres oksidatif yang terjadi selama pengangkutan.

Ruwandani et al., (2024) membuktikan pemberian kulit kopi fermentasi 30% dalam bentuk urea mineral blok (UBM) selama transportasi mampu menekan penurunan bobot badan ternak domba secara signifikan.

Dapat disimpulkan bahwa tanaman kopi secara tidak langsung membentuk Ekosistem Sirkular Kopi yakni penggunaan kembali dan daur ulang limbah kopi dalam sistem pertanian dan peternakan untuk menciptakan siklus yang berkelanjutan (YNL070824).



Senin, 05 Agustus 2024


Saat ini, dunia peternakan menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Kebutuhan akan produk peternakan terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Sebaliknya, penyakit hewan, efisiensi pakan, dan masalah lingkungan terus dihadapi para peternak. 

Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi situasi ini adalah mencari solusi yang inovatif, adaptif dan bertahan lama. Dalam industri peternakan, pemanfaatan fitobiotik, suatu bahan alami, adalah salah satu solusi yang muncul.

Fitobiotik: Kekuatan Tersembunyi dari Alam

Fitobiotik, juga disebut sebagai fitoaditif, adalah senyawa-senyawa alami yang berasal dari tumbuhan dan berbeda dengan antibiotik sintetis. Fitobiotik bersifat alami, ramah lingkungan, dan aman dikonsumsi ternak.

Fitobiotik diketahui memiliki manfaat yang luas, namun baru dalam beberapa dekade terakhir mulai mendapat perhatian yang lebih besar, terutama untuk meminimalisir pengunaan antibiotik sintetik yang disinyalir memberi efek resisten terhadap konsumen. 

Fitobiotik memiliki  beberapa manfaat untuk kesehatan ternak antara lain:

1. Meningkatkan Kesehatan dan Produktivitas Ternak: 
    Fitobiotik mengandung senyawa-senyawa bioaktif yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh ternak, menghambat pertumbuhan mikroba patogen, dan memperbaiki fungsi saluran pencernaan. 

2. Mengurangi Aplikasi Antibiotik
    Penggunaan antibiotik sintetis dalam industri peternakan telah berkembang menjadi masalah yang harus diselesaikan di seluruh dunia. Fitobiotik, salah satu upaya untuk mengurangi ketergantungan pada antibiotik, sekaligus mengurangi risiko resistensi antimikroba.

3. Memperbaiki Kualitas Produk Peternakan
    Fitobiotik juga memiliki efek pada kualitas produk peternakan, seperti meningkatkan kandungan nutrisi, tekstur, dan masa simpan yang lebih lama.

4. Manfaat Lingkungan: 
    Penggunaan fitobiotik dalam peternakan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca, kualitas air, dan limbah peternakan.

Fitobiotik semakin menarik bagi peternak dan industri peternakan karena banyak manfaatnya. Namun, untuk memaksimalkan potensinya, kita harus memahami sifat dan mekanisme kerjanya dengan baik.

Memahami Fungsi dan Sifat Fitobiotik

Fitobiotik adalah bahan kimia kompleks yang berasal dari tumbuhan. Berbagai senyawa bioaktif, seperti alkaloid, terpenoid, flavonoid, dan senyawa fenolik, ditemukan dalam setiap jenis tumbuhan. Senyawa-senyawa ini memainkan peran penting dalam melindungi tumbuhan dari patogen dan stres lingkungan.

Senyawa bioaktif fitobiotik dapat berfungsi pada ternak melalui berbagai mekanisme, termasuk:

1. Aktifitas Antimikroba
    Beberapa fitobiotik, termasuk minyak atsiri dan senyawa fenolik, memiliki sifat antimikroba yang  dapat mencegah perkembangan bakteri, virus, dan jamur patogen. Mereka dapat mengganggu  membran sel, menghentikan enzim, dan merusak materi genetik.

2. Pengendalian Sistem Kekebalan Tubuh
    Fitobiotik memiliki kemampuan untuk meningkatkan respons imun hewan dengan meningkatkan produksi sel-sel kekebalan, aktivitas fagositosis, dan produksi antibodi.

3. Meningkatkan Kualitas Fungsi Saluran Pencernaan
    Fitobiotik dapat meningkatkan fungsi saluran pencernaan dengan meningkatkan sekresi enzim pencernaan, mengembalikan keseimbangan mikrobiota usus, dan mengurangi inflamasi.

4. Aktifitas Antioksidan
    Fitobiotik mengandung senyawa antioksidan yang dapat melindungi sel-sel dari kerusakan yang
 disebabkan oleh stres oksidatif.

5. Efek Stimulasi Nafsu Makan: Minyak atsiri dan beberapa senyawa fitobiotik lainnya dapat meningkatkan palatabilitas pakan dan meningkatkan nafsu makan ternak, yang berarti lebih banyak pakan yang dikonsumsi dan lebih banyak pertumbuhan.

Untuk mengoptimalkan pemanfaatan fitobiotik dalam industri peternakan, peternak dan produsen harus memahami sifat dan mekanisme kerjanya. Dengan pengetahuan yang baik, mereka dapat memilih dan menggunakan fitobiotik yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kesulitan mereka.

Aplikasi Fitobiotik dalam industri peternakan

1. Additive Pakan
Fitobiotik dapat digunakan untuk meningkatkan kesehatan, produktivitas, dan kualitas produk ternak dengan menambah ekstrak tumbuhan, minyak atsiri, atau senyawa bioaktif murni ke dalam pakan  ternak.
 
2. Aditif Air Minum
Fitobiotik juga dapat ditambahkan ke dalam air minum ternak, terutama untuk tujuan preventif dan kuratif  terhadap penyakit.

3. Aplikasi Topikal
Beberapa jenis fitobiotik dapat diaplikasikan secara topikal, misalnya pada luka atau kulit ternak, untuk   membantu proses penyembuhan dan mencegah infeksi.

4. Pengayaan Pakan Ternak
Fitobiotik dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pakan ternak, misalnya dengan menambahkan   senyawa-senyawa antioksidan untuk memperpanjang masa simpan pakan.

5. Pengelolaan Lingkungan Peternakan
Fitobiotik juga dapat dimanfaatkan dalam pengelolaan lingkungan peternakan, seperti untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, memperbaiki kualitas air, dan mengurangi bau dari limbah peternakan.

Meskipun memiliki potensi, namun pemanfaatan fitobiotik dalam industri peternakan masih menghadapi beberapa tantangan, di antaranya:

1. Variabilitas Kandungan Senyawa Bioaktif
Kandungan senyawa bioaktif dalam tumbuhan dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti spesies, asal geografis, kondisi lingkungan, dan proses pengolahan. Hal ini dapat menyulitkan standardisasi dan konsistensi kualitas produk fitobiotik.

2. Interaksi Kompleks dengan Sistem Biologis
Mekanisme kerja fitobiotik dalam tubuh hewan ternak dapat sangat kompleks, melibatkan interaksi antara berbagai senyawa bioaktif dan sistem fisiologis hewan. Pemahaman yang mendalam mengenai interaksi ini masih terus dikembangkan.

3. Regulasi dan Keamanan Produk
Sebagai produk alami, fitobiotik masih membutuhkan pengaturan dan standar keamanan yang jelas, terutama terkait dengan potensi efek samping dan kontaminasi.

4. Biaya Produksi dan Harga Jual
Proses ekstraksi, pemurnian, dan formulasi fitobiotik dapat membutuhkan biaya yang cukup tinggi, sehingga dapat mempengaruhi harga jual produk akhir.

Meskipun menghadapi tantangan, prospek pengembangan fitobiotik dalam industri peternakan tetap sangat menjanjikan. Berbagai upaya penelitian dan inovasi terus dilakukan untuk Mengatasi Tantangan-Tantangan tersebut, di antaranya:

1. Pengembangan Teknologi Ekstraksi dan Formulasi
Penelitian dan pengembangan teknologi ekstraksi yang efisien dan formulasi yang optimal dapat meningkatkan konsistensi kualitas dan menurunkan biaya produksi fitobiotik.

2. Studi Mekanisme Kerja yang Komprehensif
Penelitian yang mendalam mengenai interaksi fitobiotik dengan sistem biologis hewan dapat membantu mengoptimalkan penggunaannya dalam industri peternakan.

3. Standardisasi dan Regulasi yang Jelas
Upaya pengembangan standar dan regulasi yang jelas terkait dengan keamanan dan kualitas produk fitobiotik akan mendorong adopsi yang lebih luas di industri peternakan.

4. Kolaborasi Multidisiplin
Kolaborasi antara peneliti, produsen, dan regulator diperlukan untuk mengembangkan solusi fitobiotik yang inovatif, efektif, dan dapat diterima oleh industri peternakan.

Diharapkan melalui penelitian yang inovasi, serta dukungan dari berbagai pemangku kepentingan, fitobiotik berpotensi menjadi solusi yang semakin penting dalam menghadapi tantangan-tantangan di industri peternakan saat ini dan di masa depan.


Silakan buka link berikut:
















Sabtu, 29 Juni 2024

   Ilustrasi. Bintang Laut (Sumber: Pixabay)


Sudah tahukah anda, apa itu Bintang Laut?

Bintang laut (Echinodermata) merupakan hewan yang berkembang biak secara ovovivipar. Ovovivipar merupakan kombinasi dari ovipar dan vivipar karena perkembangbiakan ini dilakukan dengan cara bertelur dan melahirkan.

Proses reproduksi ovovivipar terjadi melalui pembuahan telur di dalam tubuh hewan betina, setelah telur dibuahi oleh sperma jantan, hewan betina tidak mengeluarkan telurnya melainkan tetap berada dalam tubuh dan menetas di dalam tubuh tersebut. Setelah telur menetas, individu baru akan lahir sebagai makhluk hidup yang lengkap dan mandiri.

Bintang laut meskipun dalam bahasa Inggris disebut "starfish" (ikan bintang), namun hewan ini tidak memiliki hubungan kekerabatan dengan ikan. Bintang laut adalah invertebrata yang termasuk dalam filum Echinodermata dan kelas Asteroidea. Hewan ini memiliki simetri radial dan umumnya memiliki lima atau lebih lengan (Parker, 1984).

Bintang laut tidak memiliki rangka yang mendukung pergerakannya; mereka bergerak menggunakan sistem vaskular air. Pergerakan dilakukan dengan bantuan kaki tabung yang terletak di bagian ventral lengan, yang berfungsi untuk pergerakan dan membantu dalam proses makan. Merayap sepanjang dasar laut dengan kecepatan yang cukup rendah untuk sebagian besar spesies.

Echinodermata berasal dari bahasa Yunani Echinos artinya duri dan derma artinya kulit. Echinodermata merupakan sekelompok hewan dengan ciri-ciri yang menonjol berupa kulit yang berduri dan simetris radial (Lariman, 2011).

Klasifikasi bintang laut menurut Pechenick (2005) adalah sebagai berikut: Kingdom : Animalia, Filum : Echinodermata, Kelas : Asteroidea, Ordo : Valvatidae, Famili : Oreasteridae, Genus : Culcita Agassiz, Spesies : Culcita sp.

https://www.youtube.com/watch?v=LZVKnoE70tw


Keunikan: Kloning Tidak Memerlukan Teknologi

Beberapa waktu lalu dunia pengetahuan dihebohkan dengan dilakukannya cloning pada beberapa mahkluk hidup termasuk hewan piaraan. Cloning merupakan fenomena ilmu pengetahuan yang cukup kontroversial dan sulit.

Kloning merupakan istilah yang berasal dari bahasa inggris yaitu cloning adalah suatu cara manusia untuk mengusahakan agar dapat menciptakan duplikat suatu makhluk dengan tanpa melalui proses perkawinan.

Dilansir dari National Human Genome Research Institute, kloning adalah suatu proses untuk menghasilkan salinan genetik yang identik dari suatu entitas biologi.

Hal ini berarti suatu makhluk bisa dibuat klonnya dengan cara menyalin susunan DNA yang sama persis dengan makhluk tersebut. Salah satu contoh kloning yang paling terkenal dalam teknologi ini adalah Domba dolly.

Namun berbeda halnya dengan Bintang Laut. Bingtang laut melakukan kloning tidak memerlukan teknologi. Bintang laut mematahkan kaki atau bahkan terpotong tubuhnya menjadi dua, makhluk tersebut akan tumbuh lagi dan regenerasi sesuai kebutuhan.

https://www.youtube.com/watch?v=P61u4YsDIdk

 

Referensi

Lariman. 2011. Keanekaragaman Fylum Echinodermata di Pulau Beras Basah Kota Bontang Kalimantan Timur.

Parker, S.P. 1984. Encyclopedia of Science and Technology. New York : Mc. Graw-Hill Book Company.

Pechenick, J. A. 2005. Biology of The Invertebrate. McGraw Hill Companies, New York, USA.

 


Selasa, 18 Juni 2024


Lebah disebut sebagai serangga memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi di dunia karena mampu memecahkan teka-teki dan memiliki kemampuan navigasi yang luar biasa. Lebah dapat menentukan rute optimal dalam beberapa kali kunjungan. Selain itu, lebah dapat menciptakan gambaran mental suatu objek, seperti yang dilakukan manusia, dan mengkomunikasikan pengenalan objek melalui indranya. 


Lebih detail dikatakan sebagai serangga yang cerdas karena berkaitan dengan perilaku, komunikasi, dan kemampuan mereka dalam menjalankan tugas-tugas kompleks yaitu: 


1. Komunikasi  melalui tarian Waggle:

Lebah  madu (Apis mellifera) menggunakan tarian waggle untuk berkomunikasi dengan anggota koloni lainnya. Pergerakkan ini memungkinkan mereka memberikan informasi tentang lokasi sumber makanan, termasuk jarak dan arah dari sarang.

https://www.youtube.com/watch?v=t7j-kCdXgpY 


2. Navigasi yang Efisien:

Lebah memiliki keterampilan navigasi yang luar biasa. Mereka menemukan jalan kembali ke sarangnya bahkan dari jarak jauh menggunakan berbagai isyarat visual seperti posisi matahari dan landmark di sekitar mereka.  


3. Memori Jangka Panjang

Lebah mempunyai ingatan jangka panjang yang baik Mereka dapat mengingat lokasi sumber makan dan kembali ke lokasi yang sama beberapa hari atau bahkan berminggu-minggu kemudian. 


4. Pembagian Tugas yang Terorganisir:

Koloni lebah mempunyai pembagian tugas yang terstruktur dengan baik. Setiap lebah memiliki peran tertentu, seperti mengumpulkan nektar, menjaga sarang, atau merawat larva. pembagian kerja i9ni menunjukkan koordinasi dan pengorganisasian yang efektif.

https://www.youtube.com/shorts/GpQGdRDetYs


5. Pemecahan Masalah:

Lebah dapat memecahkan permasalahan rumit untuk mendapatkan makanan. mereka dapat belajar dari pengalaman dan mengingat solusi efektif ungtuk digunakan dimasa depan.


6. Adaptasi Terhadap Perubahan Lingkungan:

Lebah dapat dengan cepat beradaptasi terhadap perubahan lingkungannya, seperti perubahan ketersediaan bunga atau kondisi cuaca. Kemampuan beradaptasi ini menunjukkan kecerdasan untuk merespon situasi baru. 


7. Pembelajaran Sosial:

Lebah dapat belajar satu sama lain, misalnya ketika seekor lebah mengumpulkan nektar mengikuti lebah lain yang telah menemukan sumber makanan baru. Hal ini menunjukan adanya kemampuan belajar sosial dan transfer ilmu dilingkungan sekitarnya. 


8. Kemampuan Menghitung dan Memahami Konsep Sederhana:

Penelitian menunjukkan bahwa lebah memahami konsep bilangan sederhana dan bahkan dapat melakukan tugas-tugas seperti menghitung jumlah benda dalam kelompok kecil.


Lebah dapat ditemukan di daerah tropis dan subtropis di Amerika Selatan, Afrika Selatan, dan Asia Tenggara, merupakan serangga eusosial yang bernilai ekonomi tinggi karena kemampuannya menghasilkan madu dan propolis (Wicaksono, 2017).


Klasifikasi (taksonomi) lebah yaitu: Kingdom: Animal, Phylum: Arthropoda, Class: Hexapoda / Insecta, Ordo: Hymenoptera, Family: Apidae, Genus: Apis, Species: Apis andreniformis, Apis cerana, Apis dosarta, Apis floreaApis koschevnikovi, dan Apis mellifera (Singh, 1960)


Lebah adalah salah satu kelompok serangga terbesar, dan terdapat sekitar 20.000 spesies. Secara anatomi tergolong dalam jenis serangga berkaki 6 dengan sayap bening dan transparan. Tubuh berbulu warna hitam atau gelap dengan garis-garis kuning. Kepala mempunyai antena, mata majemuk, mata yang mengatur kepekaan cahaya, dan antena filiform. Pada dada terdapat sepasang sayap depan dan belakang.


Lebah dibedakan menjadi dua jenis, yaitu yang hidup sendiri dan yang hidup berkoloni. Lebah tak bersengat berbadan kecil, tidak menyengat, bergerak cepat, dan hidup berkelompok. Lebah ini membuat sarang di celah-celah batu, lubang pohon, dan  bangunan manusia. Setiap lebah mempunyai tugas khusus masing-masing yang sangatr penting dilihat dari sikluis hidup koloni. Koloni tersebut terdiri dari seorang ratu, ratusan lebah jantan dan ribuan lebah pekerja (Sarwono, 2003).


Lebah berperan penting dalam penyerbukan bunga, buah, dan sayuran. Lebah menghasilkan madu yang beragam dengan banyak ciri, rasa dan warna. Selain itu juga menghasilkan senyawa propolis yang berasal dari ekstrak tumbuhan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi.


Selain madu, lebah juga menghasilkan lilin lebah, larva lebah, serbuk sari, royal jelly, propolis, dan berperan sebagai penyerbuk (membantu penyerbukan tanaman).


Referensi

Sarwono, B., 2003, Lebah Madu, Jakarta, AgroMedia Pustaka.

Singh, S. 1960. Beekeeping in India. India Council of Agricultur Research. New Delhi. 214 p.

Wicaksono, A. 2017. Morfologi, Aktivitas Terbang dan Musuh Alami Lebah

Lepidoterminata Smith (Hymnoptera: Apidae: Melliponinae). TesisMagister, IPB, Bogor.

Senin, 17 Juni 2024


    Sumber: depositphoto

Burung Gagak termasuk anggota burung pengicau (Ordo Passeriformes), dari famili Corvidae dan genus Corvus. Di Dunia terdapat sekitar 40 spesies dari burung gagak (Corvus sp.).

Burung ini bersama dengan Corvidae lainnya diperkirakan berevolusi sekitar 17 juta tahun lalu. Burung ini adalah salah satu jenis burung dengan bulu hitam mengilap, yang dapat ditemukan di sebagian besar belahan dunia.

    Sumber: Pixabay

Asal Usul

Burung Gagak dari benua Eropa dan Amerika Utara ditandai dengan ditemukannya fosil-fosil tertua dari Corvidae ini, sebelum menyebar ke Asia dan ke seluruh dunia.

    Sumber: Pixabay

Di sebagian besar wilayah Amerika Serikat bagian timur, Gagak ( Corvus corax L.) dianggap burung langka (BirdLife International, 2017). Populasi burung gagak mulai berkurang awal pertengahan abad ke-20, dan di Pegunungan Appalachian burung Gagak ( Corvus corax L.) dianggap langka dan hanya ditemukan di tempat perlindungan terpencil, seringkali dijumpai di dataran tinggi (Harlow, 1922 ; Hooper, 1977).

Kepunahan burung Gagak dapat disebabkan berbagai faktor seperti perburuan (pembunuhan langsung), pemusnahan sarang, hilangnya habitat, hilangnya sumber bangkai akibat eksploitasi berlebihan terhadap megafauna, fragmentasi, konversi hutan untuk pertanian, dan peningkatan populasi gagak Amerika ( Corvus brachyrhynchos L.), pesaing yang simpatrik dan secara fenotip serupa (Harlow, 1922; Jollie, 1976 and Houston,1977).

Meskipun populasi gagak telah meningkat dalam beberapa dekade terakhir, spesies ini masih tersebar secara tidak merata di seluruh Amerika Serikat bagian timur dan jarang atau tidak ada di banyak daerah.


Ciri-Ciri khas dan Tingkat Kecerdasan Burung Gagak

Burung gagak memiliki penampilan tubuh berupa bulu berwarna hitam, tubuh berukuran lebih kecil dengan panjang sekitar 50 sentimeter dan lebar sayap bisa mencapai 1 meter.

Selain dikenal dengan ciri warna hitam yang khas, gagak juga termasuk salah satu hewan paling cerdas di dunia. Berdasarkan kecerdasannya, burung gagak menduduki posisi dalam daftar burung terpintar di dunia. Ini dapat dilihat dari tingkat keterampilan dan kecerdasan adaptif pada berbagai situasi yang dihadapinya.


Burung Gagak merupakan spesies burung yang sangat cerdas
. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah dan teka-teki, yang sebanding dengan kemampuan anak manusia berusia 7 tahun.

Dilansir dari laman BBC Science Focus, burung gagak dapat belajar dengan cepat, dan hasil penelitian menunjukkan bahwa gagak berusia empat bulan sama cerdasnya dengan kera dewasa.

Referensi

BirdLife Internasional . 2017 . “ Corvus corax . Daftar Merah Spesies Terancam Punah IUCN 2017:e.T22706068A113271893 .”https://doi.org/10.2305/IUCN.UK.2017-1.RLTS.T22706068A113271893.en.

Hooper, RG 1977 . “ Habitat Bersarang Burung Gagak Biasa di Virginia .” Buletin Wilson 89 : 23342 .

Hooper, RG , HS Crawford , DR Chamberlain , dan RF Harlow . 1975 . “ Kepadatan Sarang Burung Gagak Biasa di Wilayah Ridge-Valley Virginia .” Burung Amerika 29 : 9315.

Jollie, M.1976 . “ Hubungan Spesies Tiga Corvida .” Ahli Biologi 58 : 89111 .

 

 

 




 

Selasa, 16 Januari 2024

Kamis, 13 Juli 2023